Selasa, 11 Juni 2024

DEFINISI SCL (Student Centered Learning) DARI PARA AHLI

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran SCL (Student Centered Learning) dari

beberapa sumber buku:

  1. Menurut Westwood (2008), Student Center Learning (SCL) adalah metode pembelajaran yang memberdayakan peserta didik menjadi pusat perhatian selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang bersifat kaku dan instruksi dari pendidik diubah menjadi pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik menyesuaikan dengan dan berperilaku langsung dalam menerima pengalaman belajarnya.
  2. Menurut Priyatmojo (2010), Student Center Learning (SCL) adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan peserta didik di pusat kegiatan pembelajaran di mana peserta didik berperan aktif mengembangkan kemampuannya untuk berpikir kreatif dan inovatif.
  3. Menurut Pongtuluran (2000), Student Center Learning (SCL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Metode ini menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuan individu, menjanjikan model belajar yang menggali motivasi intrinsik untuk membangun masyarakat yang suka dan selalu belajar.
  4. Menurut Siswono dan Karsen (2008), Student Center Learning (SCL) adalah model pembelajaran yang fokus pada kebutuhan, kemampuan, minat dan gaya pembelajaran dari peserta didik dengan pengajar sebagai fasilitator pembelajaran, sehingga menjadikan setiap peserta didik untuk lebih aktif dan mampu untuk bertanggungjawab terhadap proses pembelajarannya sendiri.

Jumat, 07 Juni 2024

Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi dalam PJOK

Setelah mengetahui kebutuhan belajar peserta didik, guru dapat merencanakan dan melakukan sebuah pembelajaran  yang harapannya dapat merespon atau memenuhi kebutuhan belajar peserta didik-peserta didiknya, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dan kualitas pembelajaran yang optimal.

Apa saja yang didiferensiasikan agar pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan berpusat pada peserta didik?



1. DIFERENSIASI KONTEN

Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada peserta didik. Konten merupakan materi/bahan ajar dan materi belajar dapat berupa pengetahuan, konsep atau keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik, sesuai dengan standar kurikulum. 

Kebutuhan Belajar Peserta Didik

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa Bapak/Ibu dapat melihat kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan 3 aspek:

1. KESIAPAN BELAJAR PESERTA DIDIK (READINESS)

Kesiapan belajar peserta didik bukan diukur dari tingkat intelektualitas (IQ). Kesiapan belajar peserta didik lebih merujuk kepada informasi tentang;

  • apa saja pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki peserta didik saat ini (pra-knowledge) untuk membantu memahami konsep/aktivitas yang akan dipelajari?
  • dalam pembelajaran PJOK, apa saja gerak dasar dan pengalaman aktivitas olahraga yang pernah, dan/sudah dikuasai peserta didik sebagai dasar dari aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan
  • Perkembangan karakteristik jasmani, sosial, emosional, dan mental untuk mendukung setiap aktivitas yang dirancang berdasarkan kurikulum

Santangelo & Tomlinson (2009) dan Joseph et.al (2013) mengisyaratkan, identifikasi Kebutuhan belajar sebelum merancang pembelajaran dapat membantu guru memastikan semua peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar yang menantang secara tepat dan merata.


2. MINAT PESERTA DIDIK

Di samping perkembangan karakteristik yang menjadi pertimbangan dalam memilih aktivitas PJOK, juga perlu guru mengetahui sifat anak yang secara alamiah memiliki keinginan-keinginan yang manusiawi, minat. Mengetahui minat peserta didik akan membantu guru untuk menyiapkan kegiatan dan pola interaksi yang dibutuhkan ketika mengajar PJOK. Mari kita lihat keinginan anak tersebut di bawah ini:

Definisi Pembelajaran Berdiferensiasi

Bayangkanlah kelas yang Ibu dan Bapak ajar saat ini. Ingatlah satu persatu peserta didik di kelas:

  1. Apa minat mereka dalam olahraga?
  2. Bagaimanakah karakteristik setiap anak di kelas Anda?
  3. Siapakah yang paling kencang dalam berlari dan sebaliknya? 
  4. Siapakah yang paling menyukai kegiatan kelompok?
  5. Siapakah yang justru selalu menghindar saat bekerja kelompok?
  6. Siapa saja yang dapat melakukan loncat paling tinggi dan sebaliknya?
  7. Siapakah peserta didik yang masih perlu dibantu untuk melakukan roll depan dan belakang?
  8. Siapakah anak yang selalu kesal ketika kalah dalam suatu permainan olahraga?


Setiap harinya, tanpa disadari, Ibu dan Bapak dihadapkan dengan berbagai macam keberagaman. Di saat yang bersamaan Ibu dan Bapak juga harus melakukan banyak pekerjaan atau membuat keputusan dalam satu waktu.

Ibu dan Bapak mungkin pernah berada dalam posisi ketika membantu sebagian kecil peserta didik yang mengalami kesulitan melakukan lompat jauh. Di saat yang bersamaan sebagian besar peserta didik lain dengan lancar menyelesaikan. Akibatnya, Ibu dan Bapak tidak bisa mengontrol aktivitas semua peserta didik.

PERKEMBANGAN KARAKTERISTIK MENTAL MURID

 1. Perkembangan Karakteristik Mental

Perkembangan kognitif dan mental adalah konsep yang erat hubungannya dalam pertumbuhan dan proses pembelajaran yang dialami manusia. Kedua istilah ini mengacu pada proses di mana individu memperoleh dan menyempurnakan kemampuan intelektual, keterampilan pemecahan masalah, dan proses berpikir mereka. Pada dasarnya, pengembangan kognitif merupakan bagian dari pengembangan mental.

Dalam banyak konteks, istilah "perkembangan kognitif" dan "perkembangan mental" sering digunakan secara bergantian. Namun, perkembangan kognitif sendiri merupakan bagian dari pengembangan mental. Hubungan keduanya bervariasi tergantung pada kerangka teoritis yang dibahas. Pengembangan kognitif, yang merujuk pada pertumbuhan dan penyempurnaan kemampuan intelektual dan proses berpikir, sering menjadi aspek kunci dari apa yang dianggap dalam istilah yang lebih luas yaitu "pengembangan mental."

Populer