Jumat, 07 Juni 2024

Kebutuhan Belajar Peserta Didik

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa Bapak/Ibu dapat melihat kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan 3 aspek:

1. KESIAPAN BELAJAR PESERTA DIDIK (READINESS)

Kesiapan belajar peserta didik bukan diukur dari tingkat intelektualitas (IQ). Kesiapan belajar peserta didik lebih merujuk kepada informasi tentang;

  • apa saja pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki peserta didik saat ini (pra-knowledge) untuk membantu memahami konsep/aktivitas yang akan dipelajari?
  • dalam pembelajaran PJOK, apa saja gerak dasar dan pengalaman aktivitas olahraga yang pernah, dan/sudah dikuasai peserta didik sebagai dasar dari aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan
  • Perkembangan karakteristik jasmani, sosial, emosional, dan mental untuk mendukung setiap aktivitas yang dirancang berdasarkan kurikulum

Santangelo & Tomlinson (2009) dan Joseph et.al (2013) mengisyaratkan, identifikasi Kebutuhan belajar sebelum merancang pembelajaran dapat membantu guru memastikan semua peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar yang menantang secara tepat dan merata.


2. MINAT PESERTA DIDIK

Di samping perkembangan karakteristik yang menjadi pertimbangan dalam memilih aktivitas PJOK, juga perlu guru mengetahui sifat anak yang secara alamiah memiliki keinginan-keinginan yang manusiawi, minat. Mengetahui minat peserta didik akan membantu guru untuk menyiapkan kegiatan dan pola interaksi yang dibutuhkan ketika mengajar PJOK. Mari kita lihat keinginan anak tersebut di bawah ini:


  1. Keinginan untuk Menjadi Sehat Secara Fisik, Sehat, dan Menarik
    Keinginan anak untuk menjadi bugar, sehat, dan menarik sangat penting dipertimbangkan guru PJOK. Masyarakat sadar akan perlakuan negatif dan masalah yang dihadapi individu sepanjang hidup jika mereka kelebihan berat badan, lemah, atau tidak menarik.
    Orang yang sehat secara fisik merasa fit dan sehat dapat membanggakan citra positif tersebut kepada orang lain. Keberhasilan ini menambah konsep diri yang positif. Sebaliknya, orang yang kelebihan berat badan sering mengalami kesulitan dalam kegiatan sehari-hari sederhana seperti berpakaian, duduk, dan berjalan, mereka mungkin memiliki citra diri yang negatif dan sering tidak dapat berpartisipasi dalam atau ketika menikmati banyak kegiatan. 

  2. Keinginan untuk Bermain
    Bermain adalah perilaku penting yang menembus semua budaya dalam berbagai bentuk. Olahraga, tarian, dan berbagai jenis aktivitas fisik adalah bentuk permainan. Banyak bentuk permainan, termasuk musik, drama, dan seni, yang menjadi bagian dari masyarakat.
    Bagi sebagian orang, aktivitas bermain yang menyenangkan sama berharganya dengan menjalankan pekerjaan. Bahkan, bagi banyak orang, bermain adalah aspek terpenting dalam hidup mereka. PJOK dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keinginan universal untuk bermain ini. 

  3. Hasrat akan Pengetahuan
    Umat manusia terus mencari pengetahuan di semua bidang. Orang-orang ingin tahu tentang dunia di sekitar mereka. PJOK memiliki batang tubuh pengetahuan yang luas yang berasal dari berbagai sub-bidang keilmuan olahraga, termasuk fisiologi olahraga, kinesiologi, pembelajaran motorik, psikologi olahraga, dan sosiologi olahraga. Guru menjadi sentral peranannya dalam memenuhi keinginan anak untuk mengetahui ini dalam pelajaran PJOK.

  4. Keinginan untuk Sukses, Pengakuan, dan Kepuasan
    Orang cenderung mengulangi kegiatan yang memberi mereka keberhasilan. Sebaliknya, mereka akan menghindari kegiatan di mana mereka tidak berhasil. Berbagai jenis kesuksesan biasanya mengarah pada pengakuan, persetujuan, atau kepuasan diri. Orang akan cenderung berpartisipasi dalam kegiatan di mana mereka merasa sukses karena perasaan sukses mengarah pada kepuasan dan kebahagiaan. Aktivitas fisik berada dalam kategori ini dan dengan demikian memberikan kontribusi yang signifikan bagi kehidupan seseorang. 

  5. Keinginan untuk Kompetensi sosial dan emosional
    Kebanyakan orang khawatir tentang bagaimana pandangan orang lain tentang mereka. Orang ingin diterima, dihormati, dan disukai. Sekolah dapat menjadi agen sosial utama dalam budaya kita. PJOK menawarkan kesempatan unik di bidang sosial-emosional ini karena sifat dan pengaturan materi pelajarannya. Situasi kompetitif (melibatkan situasi menang, kalah, dan menerima keputusan wasit) dan kegiatan co-educational (dengan penekanan pada keterampilan gerakan) menyediakan sumber pengalaman sosial dan emosional yang kaya bagi peserta didik. Guru PJOK dapat memberikan dampak dalam perkembangan sosial-emosional peserta didik.

  6. Keinginan untuk Bersaing
    Persaingan hadir di hampir semua aspek budaya kita. Di banyak liga olahraga, pemain muda mulai terlatih dalam persaingan untuk menjadi juara. Beberapa orang percaya pengalaman kompetitif awal ini bermanfaat bagi peserta didik, tetapi yang lain mempertanyakan asumsi dan praktik ini. Terlepas dari pendirian yang diambil, sifat kompetitif olahraga dan aktivitas fisik membutuhkan guru PJOK dalam membimbing dan mengambil sikap terhadap kompetisi. Program PJOK dapat memiliki pengaruh yang kuat pada kaum muda dan kemampuan mereka untuk bersaing.

  7. Keinginan untuk Mengambil Risiko, Petualangan, dan Kegembiraan
    Seiring meningkatnya urbanisasi, mekanisasi, dan gaya hidup impersonal dan serba cepat, banyak orang beralih ke kegiatan petualangan berisiko tinggi untuk bersenang-senang. Aktivitas fisik seperti panjat tebing, ski, kano, dan backpacking semakin populer dan memberi orang kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru, berisiko, dan mengasyikkan. Kurikulum PJOK dapat memberikan banyak pengalaman untuk memuaskan keinginan ini.

  8. Keinginan untuk Ekspresi ritmis
    Kebanyakan orang menikmati mendengarkan dan bergerak atas respons dan reaksi terhadap suara berirama. Banyak bentuk aktivitas ritmik telah populer dalam berbagai budaya sepanjang sejarah. Aktivitas ritmik dapat mencakup berbagai bentuk tarian, seperti tarian rakyat, tarian pergaulan, aerobik, dan aktivitas jasmani, seperti lompat tali, lari rintangan, atau berolahraga dengan musik. Ritme bisa menyenangkan dan memotivasi. Berbagai kegiatan ritmik merupakan bagian penting dari kurikulum PJOK dalam bentuk aktivitas gerak berirama.

  9. Keinginan untuk Ekspresi Kreatif
    Aktivitas fisik memberikan banyak kemungkinan sebagai alternatif dalam menyalurkan ekspresi kreatif yang terstruktur dalam aturan yang mengatur kegiatan.
    Dalam bola basket, peserta didik menikmati upaya ketika mencoba mengembangkan tembakan akrobatik atau dorongan kreatif ke keranjang, operan, dan bantuan/assist. Dalam senam, kesempatan untuk mengembangkan rutinitas kreatif untuk musik atau untuk menyempurnakan gerakan baru mungkin menantang. Permainan dan pertahanan baru diciptakan dalam sepakbola. Tantangannya tidak terbatas, dan peluang untuk ekspresi kreatif menarik bagi peserta didik. Kurikulum PJOK dapat direncanakan untuk membantu memenuhi keinginan ini.

3. PROFIL BELAJAR PESERTA DIDIK

Berdasarkan kesiapan belajar peserta didik dan minat peserta didik yang diidentifikasi, guru PJOK dapat menyusun dokumen Profil Belajar peserta didik. Dokumen ini dapat guru buat dalam awal tahun ajaran baru bersama wali kelas. Guru PJOK dapat memperbarui profil belajar peserta didik berdasarkan observasi yang terus berjalan sepanjang tahun pembelajaran. Hal ini akan memudahkan guru dalam menyusun pembelajaran peserta didik yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan menghadirkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Tabel di bawah adalah contoh dokumen yang dapat dikembangkan oleh guru PJOK untuk membuat Profil Belajar peserta didik. Ingat! Gunakan tabel ini sebagai salah satu referensi saja. Ibu dan Bapak dapat mengembangkan sendiri sesuai kebutuhan.

Panduan pengisian tabel:

  1. Dalam kolom kesiapan belajar, Ibu dan Bapak dapat menggunakan karakteristik yang disampaikan dalam pembelajaran 2.
  2. Dalam kolom minat, Ibu dan Bapak dapat mengobservasi apa saja minat peserta didik dari kategori minat yang disampaikan dalam sub-bab ‘Minat peserta didik’ dalam Pembelajaran 3 ini.
  3. Untuk kolom pre-knowledge, Ibu dan Bapak dapat mengisi informasi berdasarkan riwayat belajar peserta didik sejauh ini.
  4. Untuk mengisi pengalaman, Ibu dan Bapak dapat menanyakan sendiri kepada peserta didik. Contoh, tanyalah pengalaman mereka dalam berenang sebelum mengajak mereka berlatih berenang.

Berdasarkan dokumen profil belajar di atas, guru dapat membuat kategori peserta didik berdasarkan kemiripan profil:

  1. Buatlah kategori peserta didik sesuai dengan jenis aktivitas pembelajaran yang sedang dirancang
  2. Jika dalam satu kelas terdapat 40 peserta didik, guru tidak harus merancang 40 aktivitas berdasarkan 40 profil, tetapi gunakan kategori yang sudah dibuat.
  3. Sesuaikan kategori jika untuk aktivitas yang berbeda




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer