Setelah mengetahui kebutuhan belajar peserta didik, guru dapat merencanakan dan melakukan sebuah pembelajaran yang harapannya dapat merespon atau memenuhi kebutuhan belajar peserta didik-peserta didiknya, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dan kualitas pembelajaran yang optimal.
Apa saja yang didiferensiasikan agar pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan berpusat pada peserta didik?
1. DIFERENSIASI KONTEN
Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada peserta didik. Konten merupakan materi/bahan ajar dan materi belajar dapat berupa pengetahuan, konsep atau keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik, sesuai dengan standar kurikulum.
Diferensiasi konten merujuk pada:
- Tujuan pembelajaran tetap sama untuk semua peserta didik
- Strategi pengorganisasian konten
- Format penyampaian konten. Contohnya: berlari 1 kilometer dapat dilakukan dengan sprint, lari estafet, atau halang rintang.
Contoh Penerapan Diferensiasi Konten
Sesuai dengan penjelasan di atas bawah konten adalah apa yang akan kita ajarkan kepada peserta didik, yang bentuknya bisa berupa materi/bahan ajar seperti pengetahuan, konsep atau keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Karena pembelajaran PJOK yang utama berupa pembelajaran keterampilan motorik, maka yang didiferensiasi pada konten ini adalah gerak, keterampilan atau teknik dasar yang harus dikuasai peserta didik, terutama dengan membeda-bedakan tingkat kesulitannya.
Sebagai petunjuk bagi Ibu dan Bapak, mendiferensiasikan konten, dapat dilakukan dengan cara menyajikan materi dengan sedikitnya dua cara, yaitu intra-task dan inter-task. Intra-task berarti di dalam tugas yang sama. Artinya, konten yang sama (satu gerakan) dibeda-bedakan menjadi beberapa sub-gerakan berdasarkan tingkat kesulitannya atau berdasarkan konsep gerak (tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan) yang digunakan. Sedangkan inter-task berarti di dalam tugas yang berbeda. Artinya, guru menyediakan beberapa tugas gerak yang berbeda, yang level kesulitannya sama, untuk dipilih oleh anak berdasarkan minat dan kegemaran anak. Untuk diferensiasi konten di jenjang Sekolah Dasar (SD), bisa jadi setiap konten tersebut dipelajari atau dilakukan oleh anak dengan memasukkan konsep gerak yang sama. Penetapan tahapan dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip metode pengajaran, apakah melalui metode global, metode bagian, atau metode bagian progresif. Tahapan yang dihasilkan tentu dapat berbeda hasilnya.
Dengan demikian, pada intra-task ini, guru memilih satu konten (gerakan atau keterampilan atau teknik dasar) yang akan dipelajari peserta didik, tetapi dipisah menjadi beberapa tahap yang berbeda didasarkan pada tingkat kesulitannya. Penyusunan tahapan tugas gerak ini bisa dilakukan dengan cara yang sama ketika guru akan mengajar satu teknik dasar yang akan dipelajari dengan cara membagi-baginya dalam beberapa tahapan, di mana masing-masing tahap dibedakan tingkat kesulitannya, tetapi setiap tahapan tersebut diarahkan pada penguasaan keterampilan yang sama. Bedanya, setiap tahap ini disajikan dalam waktu yang bersamaan, sehingga setiap sub-tahapan atau sub-konten tersebut dipilih oleh satu kelompok anak tertentu. Dengan demikian, setiap kelompok anak akan mempelajari masing-masing sub-konten secara bersamaan tetapi di kelompok yang berbeda-beda.
Sedangkan pada cara inter-task, guru menyediakan konten utama yang berbeda-beda, yang ditawarkan untuk dipilih dan dipelajari oleh kelompok-kelompok anak secara bersamaan dalam pos yang berbeda-beda. Misalnya ada kelompok anak yang mempelajari gerak dasar lari, gerak dasar lompat, gerak dasar galloping, gerak dasar sliding, dan gerak dasar skipping. Agar anak mendapat kesempatan mempelajarai setiap gerak dasar yang ditugaskan, tentu setiap kelompok boleh berpindah pos, untuk mencoba gerak dasar yang berbeda.
2. DIFERENSIASI PROSES
Diferensiasi Proses merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh peserta didik. Proses di sini juga mengacu pada bagaimana peserta didik akan memahami atau memaknai apa informasi atau aktivitas yang dipelajari.
Ketika guru telah memperhatikan kebutuhan belajar peserta didik, pertanyaan selanjutnya adalah;
- bagaimana kebutuhan tersebut dapat dipenuhi?
- proses seperti apa yang perlu disiapkan untuk memastikan setiap peserta didik belajar?
- seberapa banyak jumlah bantuan yang guru berikan kepada peserta didik?
- siapa saja peserta didik yang memerlukan banyak bantuan?
- siapa saja peserta didik yang cukup diberikan bantuan dalam bentuk pertanyaan pemandu dan mereka kemudian bisa bekerja dengan mandiri?
- apakah peserta didik akan bekerja secara individu atau dalam kelompok?
Semua hal di atas perlu dipertimbangkan ketika merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Ingat. Tujuan pembelajaran yang sama diberlakukan untuk semua peserta didik. Namun ada beberapa cara yang dapat guru lakukan untuk mendiferensiasi proses.
- Menggunakan kegiatan berjenjang di mana semua peserta didik akan berupaya membangun pemahaman dan keterampilan yang sama, tetapi dilakukan dengan berbagai tingkat dukungan, tantangan atau kompleksitas yang berbeda-beda sesuai dengan profil peserta didik.
- Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat menentukan cara mereka bekerja, bisa bekerja secara mandiri, berpasangan, atau berkelompok.
- Memvariasikan kecepatan atau lama waktu yang peserta didik butuhkan untuk menyelesaikan tugas, hal ini dilakukan untuk memberikan dukungan tambahan bagi peserta didik-peserta didik yang kesulitan, atau sebaliknya mendorong peserta didik yang cepat untuk mempelajari topik secara lebih mendalam.
Contoh Penerapan Diferensiasi Proses
Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode, pendekatan, strategi, dan gaya mengajar yang berbeda. Jika di tahap diferensiasi konten materi yang akan ditawarkan kepada peserta didik berupa konten yang dibeda-bedakan dengan cara intra-task dan inter-task,
Misalnya dalam memilih gaya mengajar untuk mengajar gerak atau konten yang sudah ditentukan di atas (dalam diferensiasi konten) guru dapat melakukannya dengan gaya mengajar inklusi (bisa juga memilih gaya mengajar lain seperti latihan, periksa diri, berbalasan, bahkan gaya mengajar problem solving dan guided discovery), di mana peserta didik bisa diatur dalam pos-pos yang berbeda (strategi berpangkalan). Di setiap pos tersebut anak memilih tingkat keterampilan yang dipandangnya paling sesuai dengan tingkat kemampuannya, dan mereka boleh mencoba-coba untuk pindah ke pos lain untuk menguji tingkat yang paling sesuai dengan dirinya.
3. DIFERENSIASI PRODUK
Diferensiasi produk adalah cara peserta didik menunjukkan apa yang telah mereka ketahui, pahami dan mampu lakukan selama periode pembelajaran tertentu. Produk merupakan hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan oleh peserta didik kepada kita. Produk adalah sesuatu yang berwujud. Bisa berbentuk karangan atau tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram dan lain sebagainya.
Yang paling penting, produk harus mencerminkan pemahaman peserta didik dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Diferensiasi produk merujuk pada strategi membedakan produk hasil belajar peserta didik, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.
Walaupun kita dapat mendiferensiasi produk dengan berbagai cara, tetapi tetap mengarah/menunjukkan tujuan pembelajarannya. Tujuan dari membedakan produk adalah agar peserta didik dapat secara optimal menunjukkan pemahaman atau keterampilannya sehingga mereka mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Oleh karena itu, meskipun peserta didik boleh saja memilih bagaimana caranya, peserta didik tetap harus tahu bahwa yang harus mereka tunjukkan lewat produk tersebut adalah pemahaman atau keterampilan mereka terkait dengan apa yang sedang menjadi fokus penilaian.
Sangat penting bagi guru untuk menentukan apa sebenarnya ekspektasi yang diharapkan dari peserta didik. Kualitas pekerjaan seperti apa yang diinginkan. Konten apa yang harus ada dalam produk mereka dan bagaimana mereka harus mengerjakannya dan apa sifat dari produk akhir yang diharapkan.
Contoh penerapan diferensiasi produk:
Diferensiasi produk merupakan salah satu penerapan tes atau asesmen otentik, di mana peserta didik diminta menunjukkan hasil pembelajaran yang diperoleh oleh peserta didik masing-masing. peserta didik tentu tidak akan mencapai hasil yang seragam, yang bisa jadi sangat ditentukan oleh kemampuan dan gaya belajar mereka juga. Bahkan jika memungkinkan guru dapat menyediakan instrumen tes yang berbeda juga, sejauh dapat diterima dari sisi prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran.
Hal lain yang harus diyakini dalam penyediaan capaian dan instrumen yang berbeda tersebut adalah bahwa hasil tersebut harus merupakan hasil terbaik dari proses pembelajaran mereka setelah secara optimal didorong untuk belajar sebaik-baiknya melalui tawaran konten dan proses yang didiferensiasikan oleh guru dalam batas yang optimal pula. Oleh karena itu, guru boleh menyediakan sebuah LKPD (Lembar Kerjas Peserta Didik) yang lebih menekankan pada hasil atau capaian yang dapat dijadikan tujuan pembelajaran oleh peserta didik. Untuk itu, LKPD tersebut harus memasukkan capaian-capaian yang juga bertingkat, tetapi dapat menumbuhkan perasaan berhasil (feeling of success) pada peserta didik yang mengalaminya.
Perlu diingat bahwa Penerapan pembelajaran terdiferensiasi dalam pembelajaran praktik gerak atau keterampilan olahraga dapat dilakukan dengan banyak cara, tergantung pada basis diferensiasi apa yang ditekankan. Penerapan ketiga diferensiasi tersebut tentu dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu pertama, dengan memilih ketiga aspek tersebut dalam cara berdiri sendiri-sendiri pada setiap diferensiasinya, sedangkan yang kedua adalah dengan meramu ketiganya untuk dapat dijalankan dalam satu kali tindakan pengajaran menyeluruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar