Penulis : Tim PKB PJOK
Ibu/Bapak, apakah pernah mengidentifikasi aset-aset yang dimiliki oleh satuan pendidikan Ibu/Bapak? Setiap satuan pendidikan tentunya memiliki aset/kekuatan yang dapat diberdayakan dalam mengembangkan sekolah dan dimanfaatkan bagi proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, tetapi apakah pernah diidentifikasi secara mendetail lagi agar dapat lebih diberdayakan? Pada modul ini kita akan mempelajari lebih terperinci apa saja aset/kekuatan yang dimiliki oleh satuan pendidikan, menurut Green dan Haines (2002) ada 7 aset yang dimiliki oleh satuan pendidikan yang dapat lebih dioptimalkan lagi penggunaannya. Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama.
a. Aset Manusia
1) PESERTA DIDIK memiliki keterampilan yang bisa dimaksimalkan ke arah pengembangannya, bisa mengekspresikan dirinya dan menyadari jasmani bersemayam dalam dirinya, dan dapat belajar gerak tapi ketika bergerak ia juga belajar.
2) GURU PJOK memiliki paradigma berpikir berbasis aset/kekuatan dalam meningkatkan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik. Guru PJOK yang dapat mendorong PJOK sebagai kebutuhan penting bagi setiap anak untuk hidup aktif sepanjang hayat. Guru PJOK yang memiliki ide, gagasan, karya inovasi, dan menghadirkan pembelajaran yang sesuai kebutuhan belajar peserta didiknya.
3) ORANG TUA yang dapat dilibatkan perannya sesuai keterampilan atau profesi yang dibutuhkan dalam pengembangan dan memperkuat pembelajaran PJOKdi sekolah. Orang tua atau anggota keluarga lainnya seperti; kakak, kakek, nenek, bibi, paman,dll misalnya yang memiliki latar belakang sebagai atlet silat dapat menjadi narasumber, sebagai instruktur senam dalam kegiatan senam pagi bersama, wasit sepak bola menjadi wasit pada pertandingan sepak bola antar kelas, pelatih badminton dapat menjadi narasumber atau dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan terkait sosialisasi gizi dan kesehatan peserta didik.
b. Aset Sosial
Suasana sekolah yang mendukung pembelajaran PJOK dibuktikan dengan adanya antusias warga sekolah ikut berperan serta dalam program-program terkait pendidikan jasmani dan olahraga, bentuk norma /aturan yang mengikat warga masyarakat bisa dalam bentuk kelompok, komunitas, institusi, lembaga, asosiasi, dan sebagainya yang memiliki pengaruh terhadap pembelajaran PJOK. Mengajak komunitas yang ada di luar sekolah untuk kita libatkan dalam berbagai kegiatan memfasilitasi pembelajaran PJOK yang diprakarsai oleh peserta didik. Keterlibatan komunitas yang mendukung pembelajaran olahraga misalnya; padepokan pencak silat silat, komunitas bersepeda, komunitas senam, sekolah sepak bola (SSB),dll.
c. Aset Politik
1) Kebijakan/kekuasaan kepala sekolah yang akan digunakan kewenangannya untuk membuat kebijakan-kebijakan yang mengakomodir kepentingan warga sekolah dan peningkatan kualitas pembelajaran PJOK yang berpihak pada peserta didik (kebijakan terkait pengadaan sarana dan prasarana, kebijakan terkait program-program PJOK, kebijakan terkait pelibatan peran serta masyarakat dalam mendukung pembelajaran PJOK),
2) Kebijakan guru PJOK terkait pembelajaran di kelasnya. Guru PJOK di sekolah harus mampu membimbing dan mengembangkan kemampuan motorik, menanamkan nilai dan kedisiplinan pada peserta didiknya. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah harus mampu menciptakan dan menyediakan situasi yang dapat membantu keseimbangan pikiran, tubuh, moral dan jiwa. Seorang guru PJOK harus mampu mengatasi permasalahan pembelajaran di sekolah, karena dalam pembelajaran akan terdapat faktor-faktor yang menghambat pembelajaran di sekolah, sehingga dibutuhkan kedisiplinan dan kreativitas seorang guru dalam pengelolaan pembelajaran PJOK.
d. Aset Lingkungan/Alam
Pernahkah terpikirkan untuk mengeksplorasi lingkungan, alam sekitar sekolah yang selama ini belum dijadikan sebagai aset untuk melaksanakan proses pembelajaran bagi - kita? ada ruang Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), alun-alun, taman kota, sungai, hutan, danau, gedung olah raga rakyat (GOR) dan lingkungan alam lainnya yang sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan lagi. Selain pemanfaatan aset-aset tersebut, bagaimana dengan aset agama/budaya? aset fisik? dan aset finansial? Apakah Ibu/Bapak sudah memanfaatkannya dengan maksimal?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar