Jumat, 07 Juni 2024

PERKEMBANGAN KARAKTERISTIK EMOSIONAL MURID

1. Perkembangan Karakteristik Emosional

David L. Gallahue dalam "Pendidikan Jasmani Perkembangan untuk Anak Sekolah Dasar Saat Ini" menyatakan bahwa perkembangan emosional anak-anak tidak selalu sebanding dengan perkembangan fisik mereka. Gallahue juga membahas peran pendidikan jasmani dalam perkembangan emosional anak-anak. Dia percaya bahwa pendidikan jasmani dapat memberikan anak-anak kesempatan untuk belajar tentang emosi mereka sendiri dan emosi orang lain. Dia juga percaya bahwa pendidikan jasmani dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk dapat bertahan di sekolah dan dalam kehidupan.

Beberapa mungkin sudah mampu mengekspresikan emosi kompleks seperti cinta dan empati pada usia dini, sementara yang lain mungkin tidak mampu melakukannya hingga dewasa. Berikut adalah panduan untuk mengidentifikasi karakteristik perkembangan emosional berdasarkan usia yang dibahas oleh Gallahue dan Berk:

Tabel 1 


Jika Ibu dan Bapak masih mempertanyakan, apa kaitan antara PJOK dan emosi
peserta didik? Jawabannya dapat dicari dari fenomena atlet yang terkadang
mengekspresikan kegagalan dan kekalahan melalui aksi yang kurang tepat, misalnya
marah dan adu jotos dengan lawan main. Tidak hanya di lapangan, manajemen diri
dalam keseharian juga dapat dikembangakan melalui kegiatan PJOK.
Untuk melatih emosi peserta didik, sesuai dengan perkembangan karakteristik
emosional dalam tabel di atas, guru PJOK dapat membantu peserta didik mengelola
emosi mereka dengan cara sebagai berikut:
  • Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung. peserta didik perlu merasa aman dan didukung untuk dapat mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat. Guru pendidikan jasmani dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung dengan menetapkan aturan dan harapan yang jelas, bersikap adil dan konsisten, serta memberikan penguatan positif.
  • Membantu peserta didik mengembangkan kompetensi kesadaran diri untuk dapat mengelola emosi dengan cara yang sehat. Kesadaran diri merupakan salah satu kompetensi sosial-emosional yang juga dijelaskan secara detail dalam Modul Guru Penggerak. Guru dapat membantu peserta didik mengidentifikasi emosi. Kemudian membantu mereka membuat koneksi antara emosi dan perilaku mereka. Contohnya, guru dapat mendampingi anak yang terlihat kesal setelah mereka gagal memasukkan bola ke dalam gawang. Validasi perasaan peserta didik dengan mengucapkan emosi yang dirasakan dan penyebabnya. Kemudian pastikan peserta didik tahu bahwa emosi tersebut dialami orang lain juga saat mengalami hal-hal serupa. Tanyakan apa yang dapat membuat peserta didik akan merasa lebih baik?
  • Mengajari anak-anak kompetensi manajemen diri. Guru pendidikan jasmani dapat mengajari anak-anak keterampilan mengelola emosi seperti pernapasan dalam, teknik STOP, menghitung sampai sepuluh, dan istirahat, dll yang dijelaskan dalam Modul Pembelajaran Sosial-Emosional dalam PGP.
  • Mencontohkan manajemen diri dalam keseharian di sekolah. peserta didik belajar dengan melihat orang dewasa dalam hidup mereka. Guru PJOK dapat mencontohkan manajemen diri yang sehat dengan terbuka tentang emosi mereka sendiri, mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat, dan memberikan teladan yang baik bagi anak-anak.
  • Memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang aman dan sehat. PJOK dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang aman dan sehat. Aktivitas fisik dapat membantu anak-anak melepaskan emosi yang tertekan agar merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri. Guru PJOK dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengekspresikan emosi mereka melalui permainan, aktivitas, dan diskusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer