Pembelajaran campuran dikenal dengan istilah Blended Learning, yaitu suatu metode pembelajaran yang menggabungkan metode pembelajaran secara langsung (Synchronous) dan metode pembelajaran mandiri atau asynchronous (tidak langsung).
Ada 4 ciri agar terpenuhi pembelajaran melalui metode tersebut, yaitu :
- Setidaknya mengikuti pembelajaran asinkron yang memungkinkan siswa merdeka mengatur waktu, tempat, alur dan tempo belajarnya;
- Setidaknya mengikuti pembelajaran sinkron dengan pendamping guru pada suatu waktu dengan moda belajar tertentu;
- Menghubungkan beragam modalitas program/mata pelajaran menjadi suatu pengalaman belajar terintegrasi;
- Membantu siswa menjadi pelajar merdeka belajar (Komitmen pada tujuan, mandiri pada cara dan reflektif) dalam mencapai sasaran belajar yang disepakatinya.
Dengan memahami 4 ciri tersebut, siswa yang mengikuti pembelajaran campuran bisa mengalami pembelajaran sebagai berikut, yaitu :
- Siswa melakukan pembelajaran mandiri dengan menyaksikan materi video pembelajaran di rumah. Siswa bisa memilih jadwal kapan akan nonton video tersebut. Bila sedang ada urusan lain, siswa bisa membuat jeda dan dilanjutkan lagi bila sudah selesai urusannya. Setelah itu, murid mengerjakan tugas kembali yang diberikan guru.
- Guru meminta siswa mempresentasikan tugas yang telah dikerjakan dan mendapat umpan balik sesuai hasil pengerjaan siswa. Guru bisa memberikan umpan balik terkait materi maupun terkait semangat belajar murid.
- Guru memastikan beragam metode dan media belajar yang digunakan agar terhubung dan menjadi satu kesatuan yang terintegrasi. Jangan sampai pembelajaran sinkronnya tidak terkait dengan pembelajaran asingkronnya.
- Guru menyediakan sejumlah alat bantu yang membantu siswa bisa mengatur jadwal dan pla belajarnya baik di sekolah maupun di rumah.
Mengapa Pembelajaran Campuran dapat menjadi metode pembelajaran yang efektif diterapkan di masa Pandemi?
Pembelajaran Campuran
menjanjikan pembelajaran yang optimal karena bisa menyediakan pengalaman belajar kepada murid sesuai kebutuhan dan pola belajarnya. Pembelajaran Campuran
bersifat lebih luwes baik untuk memenuhi kebutuhan murid, ketersediaan
fasilitas belajar, keragaman akses internet maupun kondisi pandemi yang tidak
pasti. Pembelajaran Campuran
lebih memungkinkan bagi guru untuk memandu murid dalam menguasai 4C Kompetensi
Abad ke-21 yaitu Critical Thinking, Creativity, Collaboration dan
Communication.
Bagaimana cara memilih Pembelajaran Campuran?
Kebutuhan belajar
murid. Apakah murid butuh belajar dari pengalaman nyata (sinkron/asinkron) atau
butuh umpan balik langsung dari guru untuk belajar (sinkron)?, Kemandirian belajar.
Apakah guru harus menjelaskan/memperagakan pelajaran secara langsung atau
penjelasan/peragaan bisa ditampilkan melalui media poster/video?, Tujuan pembelajaran:
Apakah mempelajari konsep dasar (asinkron) atau mempelajari konsep dalam suatu
konteks yang kompleks (sinkron)?, Karakteristik umpan
balik. Apakah umpan balik bisa dibuat otomatis buat semua murid (asinkron)atau
umpan balik perlu dipersonalisasi sesuai kompetensi murid (sinkron)?, Ketersediaan waktu
murid. Apakah murid bisa hadir bersamaan pada suatu waktu (sinkron) atau ada
murid yang kesulitan hadir pada waktu bersamaan (asinkron)?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar