Senin, 26 April 2021

Latihan Interval Bagi Pelari Jarak Menengah

 


Sejak pertama kali dikembangkan, latihan interval telah mengalami berbagai modifikasi. Beberapa istilah telah digunakan untuk menggambarkan bentuk dalam pengaturan latihan ini. Skema klasifikasi baru-baru ini diusulkan dengan istilah HIIT (High-Intensity Interval Training) dimana intensitas latihan berada pada kategori submaksimal (mendekati maksimal) yang lebih dikenal dengan slow interval training, selanjutnya istilah kedua disebut sprint interval training, dengan pengaturan intensitas latihan all-out atau supramaksimal (diatas maksimal) dikenal dengan nama fast interval training (Gibala 2015; Harsono 2016).


Baca juga : Jenis Latihan Interval


Pelatihan interval intensitas tinggi merupakan suatu bentuk latihan yang dinilai paling efektif dalam meningkatkan berbagai aspek fisiologi, kebugaran maupun kesehatan. Berbagai hasil studi telah banyak menjelaskan pengaruh latihan ini terutama dalam meningkatkan performa seorang atlet. Sebuah studi yang dilakukan oleh (Cicioni-Kolsky et al. 2013) membandingkan dua bentuk latihan interval yaitu latihan interval durasi 30 detik dengan latihan interval durasi 4 menit pada individu aktif selama 6 minggu pelatihan melaporkan bahwa latihan interval durasi 30 detik (fast interval training) memberikan pengaruh lebih besar dibandingkan dengan latihan durasi 4 menit pada perbaikan waktu lari 3 km dan meningkatkan kecepatan lari pada jarak 40 meter. Lebih lanjut, latihan interval durasi 30 detik yang dilakukan pada individu aktif dan tidak aktif selama 4 dan 6 minggu meningkatkan performa lari pada jarak 2, 3 dan 5 km (Denham et al. 2015; Macpherson et al. 2010). Sementara itu, studi terbaru yang menyelidiki mengenai hubungan intensitas lari dibawah dan diatas LT terhadap performa 1500m, mengungkapkan intensitas lari diatas LT memiliki korelasi yang tinggi dibandingkan dengan dibawah LT (Tanji et al. 2017). Temuan tersebut membuktikan bahwa pelari 1500m bersaing pada tingkat intensitas yang tinggi daripada event lari lainnnya, sehingga penerapan fast interval training jelas akan mempengaruhi performa pelari terutama pada jarak 1500m.

Hasil dari beberapa studi tersebut menunjukan bahwa fast interval training memberikan pengaruh yang signifikan dalam memperbaiki waktu tempuh lari, pemanfaatan latihan tersebut tentu akan memberikan dampak positif bagi kesuksesan pelari, tidak hanya itu fast interval traning membutuhkan sedikit waktu latihan daripada pelatihan lainnya dan dapat memberikan manfaat kesehatan lebih banyak (Thompson 2016). Oleh karena itu, fast interval training merupakan strategi yang efektif dan efisien bagi pelari maupun individu untuk meningkatkan performa atau kesehatannya maupun aspek-aspek fisiologis pada waktu latihan yang singkat.

Salah satu karateristik dari bentuk pelatihan ini adalah recovery atau pemulihan. Hasil dari sebuah studi yang dilakukan oleh (Olek et al. 2018) yang berjudul “Adaptive Changes After 2 Weeks of 10-s Sprint Interval Training With Various Recovery Timesmelaporkan bahwa sprint interval training yang dilakukan selama 2 minggu yang terdiri dari 1 sampai 4 menit pemulihan antara latihan menghasilkan perubahan yang sama terhadap kebugaran. Dengan demikian pengurangan pada fase recovery atau istirahat antara pengulangan (repetition) akan lebih mengefisienkan waktu latihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer